Ternyata sebuah pesan, dari dia isinya singkat saja.
"Barry, lagi dimana ?"
Aku segera mengetik pesan balasan dengan cepat.
"Dirumah nih, ada apa ?"
"Mau ketemu gak ? :D"
"Sekarang ? Dimana ? Aku mandi dulu tapi"
"Yaudah mandi dulu aja sana"
Aku buru-buru mandi, dan setelah selesai aku langsung mengetik balasannya lagi.
"Aku sudah selesai mandi nih"
"Uuummmmhhh ketemu dimana yah :D ?"
"Lah, kamu emang dimana ? biar aku jemput aja ntar"
"Hmmm pokoknya jalanan angkot 37, cari ajah klinik gausahdisebutbahaya gimana ?"
Langsung saja aku telepon karena aku tidak tau dimana tempat itu. Setelah pembicaraan singkat, diputuskanlah kita bertemu di sebuah mall daerah jakarta utara. Ternyata aku sampai lebih dulu, menunggu sebentar karena ternyata dia baru berangkat karena jaraknya dekat. Waktu menunggu itu, aku gunakan sebaik-baiknya untuk deg-degan, gimana gak berdegup dengan kencang, ini bisa dibilang pertemuan pertama setelah hampir dua tahun kita tak saling bertatapan mata. Iya sudah sangat lama, aku sangat grogi, memikirkan berbagai hal, aku tau mau merusak kesan pertama setelah lama tak berjumpa.
Dan akhirnya dia datang, kemudian duduk dihadapanku, tepat didepanku dengan cardigan hitam, kaus oranye, tas kecil ditangannya.
Dia masih sama seperti dulu, matanya, bibirnya, senyumnya, suaranya, dan aku kembali jatuh cinta.
Aku tak mempunyai tujuan, aku terlalu kikuk untuk menentukan kemana aku akan mengajaknya, akhirnya setelah duduk dan beberapa obrolan singkat, aku mengajaknya ke sebuah cafe disekitar sana .
Setelah memesan minuman dan sedikit berdebat di kasir masalah siapa yang membayar akhirnya aku lah yang menang, itu harus karena aku kan laki-laki, masa dibayarin perempuan dalam pertemuan pertama ? kalo kedua atau ketiga sih bebas .
Aku dan dia berbicara banyak, bercerita tentang berbagai hal dalam kehidupan sekarang .
Bagaimana pekerjaan dia yang membuatnya terkadang sibuk hingga lupa makan.
Bagaimana tentang kesehatannya yang sampai sekarang masih sedikit rapuh.
Bagaimana tentang tubuhnya yang tetap saja kecil meskipun sudah banyak makan.
Bagaimana keadaan keluarganya sekarang yang akan bertambah lagi anggota keluarga baru.
Dia bercerita dengan ceria, tawa dan senyumnya masih sama, ah tidak yang ini lebih manis.
Entah mungkin karena sudah lama tidak bertemu, yang jelas siang itu aku merasa senang.
Aku bahagia, bisa kembali menikmati senyumannya, suara tawanya ketika meledek aku.
Aku suka semua yang aku lihat pada siang itu, sudah lama sekali rasanya.
Beberapa hal yang lama aku rindukan, akhirnya bisa aku nikmati lagi pada waktu yang tak aku duga.
Bagai kemarau panjang, dengan panas yang menghampiri disetiap waktu, lalu tiba-tiba sang hujan datang .
Dengan santai ia menurunkan setetes demi setetes kebahagiaan bagi beberapa makhluk yang menantinya.
Menghabisan waktu dengan santai, bercanda, berfoto, berbicara banyak hal.
Meskipun hanya sebentar, tak lebih lama dari menonton film bollywood yang berdurasi paling panjang diantara fillm lainnya, aku menikmati setiap detik yang berjalan. Menikmati segala hal yang bisa aku nikmati selagi masih ada, sebelum akhirnya aku tidak akan bisa melihatnya lagi, mungkin untuk waktu yang sangat lama.
Ketika kita menikmati suatu hal, waktu akan terasa berjalan sangat cepat, seakan sang waktu tidak ingin kita terlena dengan keadaan yang membuat kita nyaman. Sore pun datang, dan sepertinya sudah waktunya untuk kita kembali berpisah. Dia harus beristirahat, karena sudah 2 hari tidak masuk kerja dengan alasan sakit, hari ini dia hanya malas namun malah mengajak aku untuk bertemu, tapi aku senang .
Aku mengantarnya pulang, kemudian menunggu sampai dia benar-benar menghilang dari pandangan mataku, baru aku menyalakan motorku dan pulang kerumah.
Sepanjang jalan, aku tersenyum dan aku berpikir, setelah beberapa tahun lalu aku bermusuhan dengan tanggal ini, sepertinya aku mulai kembali menyukai tanggal 28 februari.
Entah kapan dan bagaimana aku bisa bertemu dia lagi .