Sabtu, 23 Maret 2013

Sebuah Tempat Sebuah Ingatan

Dua hari yang lalu aku melewati suatu daerah yang sepertinya tidak asing, setidaknya begitu pikirku pada saat itu. Dan ternyata benar, aku memang tidak asing dengan daerah yang aku lewati.

Aku melewati tempat dimana dulu aku mengantar dia ketika sedang bekerja sambilan sebagai SPG, suatu tempat disekitar Cibitung dan saat itu malam hari. Aku ingat betul tempat itu, karena aku mengantar dan menunggu dia sampai selesai. Aku tau sepertinya dia takut bekerja ditempat itu, jadi aku memutuskan untuk ikut kedalam dan menemaninya.

Sekitar dua tahun yang lalu aku ke tempat itu, dan sekitar dua hari yang lalu pula aku kembali melewati tempat yang sama. Sebenarnya tujuanku bukan ketempat itu, namun ketika aku melintasi tempat itu seperti membuka lagi memori masa lalu. Kebetulan aku melewatinya ketika malam hari persis seperti dua tahun lalu, aku masuk kedalam kawasan itu, memarkir motor dan berkeliling melihat-lihat untuk membangkitkan lagi memori tentang tempat itu, memang bukan tempat dengan kenangan indah namun setiap kali aku datang ketempat-tempat yang pernah aku datangi bersama dia, aku selalu mempunyai ingatan tersendiri dengan tempat itu.



Dan baru saja semalam aku melewati suatu tempat lagi yang membangkitkan kembali ingatanku tentang dia, tempat itu adalah Pengadilan Negeri Bekasi. Sebuah tempat yang sering aku kunjungi setiap sore ketika masih sekolah dulu, menjemputnya ketika sedang PKL sampai aku rela membolos sekolah hanya untuk menjemputnya. Karena aku sekolah siang dan dia pulang PKL sore hari, jadi aku sering membolos hanya untuk sekedar menjemputnya lalu mengajaknya kerumahku, bersantai sambil bercanda lalu baru mengantarnya pulang kerumah.

Masa-masa itu sangat indah, tak ada hal berat yang dipikirkan seperti sekarang. Paling hanya bagaimana caranya agar pulang tepat jam 5 sore supaya tidak kena omel orang tuanya. Selama belum jam 5 masih bisa santai dan bercanda, sambil sesekali bermesraan layaknya pasangan anak muda lainnya.

Semalam ketika pulang melewati tempat itu, aku berhenti sebentar lalu turun dari motorku kemudian berdiri didepan tempat itu, lalu aku tersenyum. Kalau saat itu ada orang yang melihatku, mungkin mereka akan berpikir aku sedang merencanakan sesuatu dengan tempat itu.

Aku tersenyum, kemudian kenangan itu membawaku terbang ke masa lalu dengan sangat cepat, lalu aku kembali ke motorku dan berkendara pulang kerumah.

Banyak tempat yang mengingatkanku pada sosok dia.
Banyak kenangan yang masih aku ingat hanya dengan mendengarkan sebuah lagu.
Banyak waktu yang aku gunakan hanya untuk mengingat-ingat dia.

Ah ingatan tentang dia sepertinya memang sudah memiliki tempat sendiri dalam pikiranku.

Kamis, 14 Maret 2013

Aku Sang Penunggu

Aku sedang menunggu seorang gadis, ia gadis yang baik, cantik, mungil, lincah, bawel, dan ia spesial.

Aku menunggunya setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik. 
Aku menunggu berbagai hal darinya, seperti setiap hari aku menunggu bahwa ia akan dengan tiba-tiba muncul dihadapanku tanpa pernah aku sangka. 
Juga seperti ketika setiap jam aku menunggu ponselku berbunyi, dan berharap itu adalah dia yang mengirimkan pesan atau mungkin menelepon. 
Dan juga seperti aku menunggu setiap detik yang aku lalui dengan berharap, akan ada sebuah kabar apapun tentang dia yang hampir setiap waktuku dihabiskan hanya untuk memikirkannya.

Aku memang masih menunggunya, aku menunggu hari-hari yang penting dalam hidupku dengan harapan ia akan muncul untuk memberi ucapan selamat, atau bahkan menemaniku pada hari itu. 

Seperti aku menunggu hari ulang tahunku, berharap ketika hari itu tiba, ia datang dengan senyumnya yang selalu aku suka, memeluk tubuhku dengan erat kemudian menghabiskan waktu bersama.

Atau ketika aku menunggu hari dimana aku lulus kuliah, berharap ketika aku wisuda, ia akan ada disana menemaniku, berdiri disampingku dengan keluargaku, berfoto bersama lalu merayakan hari itu bersama-sama.

Juga ketika aku menunggu aku hari dimana aku sedang berjalan disuatu tempat, tanpa sengaja berpapasan dengannya, mengajaknya makan lalu bercerita dengan santai sambil sesekali bercanda dan berakhir dengan kita berdua kembali bersama.

Bahkan aku juga pernah menunggu ketika entah suatu saat nanti aku dirawat di rumah sakit, ia akan datang menemaniku, tersenyum untuk menyemangati agar aku cepat sembuh.

Dan hingga saat aku menulis ini, aku masih menunggu jika suatu saat nanti ia akan kembali lagi.
Ya, tak ada yang bisa kulakukan lagi selain menunggu.

Senin, 11 Maret 2013

Kenangan Dalam Hujan

Hujan selalu dikaitkan dengan perasaan sedih atau juga rindu, banyak orang berkata 'langit pun menangis, seperti ikut merasakan apa yang aku rasakan'. Kalau secara ilmu pengetahuan, hujan itu terjadi karena penguapan air didarat yang dibantu oleh matahari, uap tersebut naik keatas dan mencapai pada titik beku lalu uap tersebut kembali menjadi air dan turun kebawah. Ini sih kalau tidak salah ya.

Hujan juga selalu datang sambil membawa kenangan, disengaja ataupun tidak, ketika langit gelap dan tetesan air mulai turun disertai suaranya yang khas, beberapa dari kita sering tiba-tiba melamun kemudian teringat oleh beberapa ingatan-ingatan masa lampau, seperti halnya aku. Dan itu terjadi pula dalam hidupku, setiap hujan turun selalu datang kenangan-kenangan dari masa lalu.

Aku suka hujan, aku juga suka ketika langit mendung, begitu teduh dan cukup dingin untuk menjadi alasan ketika ingin memeluk seseorang.

Kenangan sewaktu hujan yang paling aku ingat sampai sekarang, ah sudah lama sekali waktu itu berlalu. Ketika aku mengantar dia untuk melamar pekerjaan, cukup jauh dari tempat kami tinggal, seingatku jalan raya bogor, cukup jauh jika dibayangkan dan mengetahui bahwa kami berangkat dari sebuah kota bernama Bekasi.

Aku dan dia baru lulus sekolah, aku mengendarai sepeda motor tanpa memiliki SIM. Perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh waktu itu, perjalanan menuju sana tidak ada masalah, berbeda ketika perjalanan pulang, langit mulai gelap dan gemuruh mulai menunjukan suaranya yang gagah, dan apa yang aku bayangkan akhirnya terjadi. Hujan turun dengan semangat, membasahi kami yang sedang menuju rumah.

Dia yang kedinginan, memelukku dari belakang dengan erat, aku yang bodoh waktu itu tidak membawa mantel hujan akhirnya tidak tega membiarkan dia kedinginan. Dia memaksa agar terus melaju saja supaya lebih cepat sampai rumah. Namun aku memilih untuk berteduh sebentar, sebenarnya percuma saja karena sudah basah hampir semua pakaian yang kami kenakan.

Lalu dia berkata "udah lanjut aja, kalo diem begini malah makin dingin tau", lalu kami kembali menembus hujan deras sampai hujan itu berhenti dengan sendirinya ketika sudah sampai di rumahnya.

Mungkin terkesan biasa saja ketika aku bercerita barusan, tapi kenangan dalam hujan yang aku ingat dengan jelas sampai saat ini hanyalah itu. Setiap kali aku berkendara dalam hujan, aku selalu merasa bahwa aku sedang mengulang hari itu, seakan ada dia dibelakang, memeluk dengan erat untuk mengusir dingin. Namun inilah kenyataan, aku selalu berkendara sendiri bahkan ketika hujan, hanya kenangan dalam hujan lah yang menemaniku dalam menembus hujan.

Aku suka musim ini, dimana hujan turun dengan tiba-tiba tanpa peringatan, aku jadi punya banyak kesempatan untuk membangkitkan kembali kenangan-kenangan yang sebelumnya jarang muncul karena tertutup oleh kenangan lainnya . Tentu saja kenangan tentang dia, seorang gadis yang kukenal ketika aku masih berseragam putih abu-abu, memilikinya sampai aku duduk dibangku kuliah, dan masih mencintainya hingga saat ini.


Kamis, 07 Maret 2013

Sebuah Pelukan

Sudah seminggu berlalu semenjak pertemuan kembali antara aku dan dia. Setelah itu tak ada lagi pesan yang masuk ke ponselku, tak ada lagi suaranya yang kudengar waktu itu, semua kembali normal, seperti biasanya saja ketika aku dan dia belum bertemu lagi. Berjalan seperti biasa, aku dengan kesibukanku yang sebenarnya gak sibuk-sibuk amat, dan dia yang aku sendiri tidak tau bagaimana keadaannya .

Aku hingga saat ini masih berkhayal, seandainya bisa mengulang waktu, mundur 8 hari dari sekarang, mungkin aku akan memeluknya ketika bertemu.

Aku rindu peluknya, kadang aku juga berkhayal kalau tiba-tiba dia datang mengetuk pintu rumah, lalu ketika aku membuka pintu, dia langsung memelukku dengan erat. Ah iya, pelukan yang sudah lama sekali tidak aku rasakan, entah sudah berapa lama tak ada yang memeluk tubuh renta ini.

Aku selalu suka dipeluk dari belakang, karena menurutku dipeluk dari belakang itu menimbulkan kesan bahwa dia seakan tidak mau yang dipeluk itu pergi jauh, menjaga agar tetap dekat, dan selalu bersama.

Aku juga suka dipeluk dari belakang dengan tangannya yang melingkar dileherku, seperti bergelayut dengan manja, seakan ingin bermain dan bercanda sekaligus menghabiskan waktu bersama.

Aku juga suka dipeluk dari belakang, dengan tangan yng melingkar dipunggung dan telapak tangan menyilang didadaku, ah pelukan hangat seperti yang aku lihat di film-film, aku hanya pernah merasakan itu sekali, itu juga karena aku yang minta, ingin tau seperti apa rasanya, ternyata memang begitu syahdu.


Dan ketika aku menulis post ini, aku sedang merindukan sebuah pelukan yang sudah lama tak lagi aku rasakan, dan aku menyesal, kenapa kemarin aku tak berani memeluknya.

Aku merindukannya, aku  rindu memeluk dan dipeluk olehnya .