Minggu, 07 April 2013

Surat Untukmu #2

Hei ketemu lagi, ini malam kedua bagiku untuk menuliskan surat kepadamu, mungkin lebih tepatnya pagi kedua yah karena selalu pagi setiap kali aku menulis ini.

Hari ini biasa saja, malah cenderung malas-malasan. Aku seharian ini seperti menjadi seorang pendiam, aku tak banyak ngetwit, update status, bbman atau interaksi dengan orang lain. Entah kenapa, mungkin aku hanya bosan saja dengan rutinitas harian. Tapi rutinitas untuk memikirkanmu sih aku tak pernah bosan, malah sudah menjadi seperti kebiasaan, jika hilang tentu saja rasanya aneh.

Hari ini terlalu biasa, dan beberapa menit lalu sebelum aku memutuskan untuk menulis ini. Aku mengirimkan pesan ke ponselmu, mungkin kalau kamu baca akan tampak bodoh karena kata-kata yang aku tulis di sana tampak begitu kacau, random abis hehe.

Iya, aku tau kamu takkan membalas pesan-pesanku seperti sebelum-sebelumnya. Aku tau kamu orang yang selalu menjaga perasaan orang lain, mungkin kamu sedang menjaga perasaan dengan cara tak membalas satupun pesanku. Tapi bagaimana dengan perasaanku? ah aku tidak menuntut banyak, hidup itu memang selalu dihadapkan dengan pilihan kan? dan selalu ada yang dikorbankan juga.

Dan sepertinya kamu memilih menjaga perasaan orang itu dan aku yang menjadi korban. Tak apa, tak ada yang menyalahkanmu kok, karena itu memang pilihanmu, tak ada yang bisa memaksa pilihan seseorang selain orang itu sendiri. Aku tau juga ini resiko yang aku harus terima, dan ini pilihanku jadi ya telan saja paitnya.

Pagi ini aku seperti biasa, masih sulit untuk terpejam sedangkan nanti aku harus bangun pukul 11 karena suatu urusan, jadi daripada bengong-bengong lebih baik aku bercerita saja padamu melalui ini.

Banyak hal yang aku ingin ceritakan secara langsung, tapi sampai saat ini belum kesampaian juga sih, tak apalah masih banyak jalan menuju roma, masih banyak cara untuk bercerita juga kan?

Apakah aku salah kalau menghubungimu ? untuk sekedar bercerita tentang hal-hal yang aku rasakan. Aku lebih nyaman menceritakan hal-hal itu padamu, sampai saat ini aku belum bisa lepas dan bebas bercerita banyak hal selain sama kamu.

Aku juga ingin mendengar banyak ceritamu, tentang pekerjaan, keluargamu, aktifitasmu yang sudah lama tak aku dengar, dulu setiap hari kita bertukar cerita tentang apa-apa saja yang kita kerjaan dari siang, dan biasanya itu dilakukan ketika kamu pulang kerja, berbicara di tengah kemacetan ibu kota, berbicara banyak hal hingga tak terasa sudah sampai di depan rumahmu.

Tapi jika diberikan satu hari untuk aku bercerita kepadamu sekarang-sekarang ini, mungkin kamu akan bosan mendengarkannya. Atau mungkin aku malah diam saja, bingung, karena begitu banyak hal yang ingin aku bagi dan ceritakan.


Daritadi aku sudah menguap, sepertinya mengantuk, tapi ketika aku merebahkan badan dan mencoba menutup mata, malah kembali segar. Mungkin hari ini hanya ini yang bisa aku tulis di sini, aku berbicara sendiri tanpa jawaban, mungkin ada jawaban tapi entah sebulan lagi? setahun? sepuluh tahun? dua puluh tahun? atau tak akan pernah? yah siapa yang tahu........

Sabtu, 06 April 2013

Surat Untukmu #1

Hai, kamu apa kabar? sepertinya baik-baik saja yah meskipun aku sebenarnya tak tau bagaimana keadaanmu disana. Dan aku berharap juga kamu memang baik-baik saja disana hehe.

Ohya biasa surat itu ditulis untuk dikirimkan, tapi karena aku tak punya keberanian untuk memberikannya jadi aku menuliskannya disini, berharap suatu saat kamu membacanya.

Langsung saja ya, aku kangen sama kamu hehe...
Iya itu jujur loh, terakhir aku ketemu kamu itu ketika aku ulang tahun beberapa bulan lalu, aku berpikir sepertinya waktu itu kamu memang sengaja mengajak aku bertemu, tapi pura-pura gak inget kalo hari itu aku ulang tahun. Ah kalau begitu ceritanya, lebih baik aku ulang tahun setiap tanggal 28 saja. 12 kali ketemu berarti, walaupun sebenarnya aku ingin setiap hari.

Aku tadi datang ke acara pernikahan teman lama, dan kamu tau gak? Diantara teman-teman yang berangkat bareng aku, cuma aku yang jok belakangnya kosong. Sampe sana juga pada nanya "kayanya lu doang yang sendiri, masih ngarep sama si itu?" dan aku cuma bisa nyengir aja hehe.
Iya semuanya bawa pasangan, temen SMA aku dulu kamu mah pasti pada kenal deh.

Aku engga tau gimana kamu disana, apakah sama dengan apa yang aku lakukan di sini setiap hari?
Aku setiap sebelum tidur pasti inget kamu. Kok jadi kaya lirik lagu? ah abaikan.
Ketika aku di tempat yang indah, aku langsung inget kamu lagi dan suka mikir "seandainya aku di sini tuh berdua sama kamu"

Aku juga sering memikirkan kamu setiap beraktifitas, ketika aku sedang makan sesuatu yang enak aku berpikir "coba kamu  ada di sini, nemenin aku ngerasain makanan ini"

Intinya sih, aku ingin merasakan kesenangan yang aku dapet di sini sama kamu, hal-hal baru yang aku dapet, hasil kerja keras yang aku dapetin, aku ingin berbagi sama kamu. Iya, aku cuma ingin berbagi kesenanganku sama kamu. Aku gak tau mau berbagi kesiapa lagi.

Ah yasudahlah, mungkin nanti ya bukan sekarang.
Punya uang tapi tak bisa menikmati untuk apa? Aku ingin menikmati apa yang sudah aku dapat walaupun belum seberapa, denganmu saja. Kedengarannya memang egois, tapi itu pilihanku. 

Aku mulai ngelantur ngomongnya, sedikit ngantuk sih tapi belum terlalu ngantuk. Aku jadi terbiasa tidur pagi, waktu hidupku terbalik. Sampai ketemu di surat berikutnya, banyak yang ingin aku ceritakan padamu...