Senin, 02 Juni 2014

Nama Baru Cerita Baru

Halo! Lama tak muncul, kini aku kembali. Ya, aku kembali karena aku memiliki masalah yang aku sendiri tak tahu harus bercerita kemana. Akhirnya aku kembali ke sini, karena memang aku dulu membuat blog ini khusus untuk hal-hal seperti ini. Terdengar seperti seenaknya sendiri ya? mencari ketika perlu dan meninggalkan ketika sudah tidak perlu. Tapi memang setiap orang pasti seperti itu, dalam hal apapun bukan hanya dalam hubungan antar manusia.

"Aku punya pacar! yeay!"

Ya harusnya aku senang seperti kalimat barusan, tapi memang aku senang, setidaknya pada awalnya.




Aku akan sedikit bercerita bagaimana aku bertemu dengannya ..

Sebelumnya, aku perkenalkan dulu ...

Namanya Tota Putri Sihombing, itu sepengetahuanku, aku belum mengecek KTP-nya.
Dia Mahasiswi Hukum, sudah tinggal wisuda. Dia lebih tua dariku beberapa tahun, tidak jauh tapi.
Orangnya mungil, rambutnya seperti polwan, berkacamata, dan aku selalu ingin memeluknya, tapi belum pernah, takut.

Dia juga tipe orang yang jarang memegang handphone, tidak seperti anak muda kebanyakan yang tak bisa lepas, setidaknya itu pengakuan darinya dan yang aku lihat, memang seperti itu. Dia juga cuek sekali kalau berkirim pesan, dingin, singkat, tapi berputar 180 derajat ketika menelepon, atau bertemu. Itulah kenapa aku lebih suka bertemu langsung dengannya.

Dia suka sekali es krim, dan aku suka sekali membelikannya es krim. Karena aku senang, melihat dia senang.


Sudah cukup kenalannya ya....


Aku kenal padanya tanggal .... emm aku tak tahu tanggal pastinya, aku hanya berkenalan melalui Twitter, aku follow dia dan sering nyamber tweetnya .... lalu aku (sok) kenal dengannya ....

Tapi aku ingat, pertama kali kita bertemu. Tanggal 5 April 2014, setelah aku beranikan diri untuk mengajaknya bertemu menggunakan trik "mengajak menonton film baru di bioskop". Ya, aku tak menyangka akhirnya dia mau, meskipun responnya singkat-singkat saja. Aku lupa detailnya seperti apa, karena pesannya sudah dihapus, olehnya. Aku mengajaknya melalui fitur DM di twitter, karena aku belum punya nomor teleponnya saat itu.

Akhirnya aku bertemu dengannya di sebuah restoran fast food daerah Salemba, dekat dengan tempat kost-nya. Aku datang duluan, dan dia baru berangkat setelah aku bilang bahwa aku telah sampai.

"Aku pakai hoodie hitam, jangan salah orang ya" begitu kataku melalu sms.

Dan dia tak membalas. Aku sudah menduga orangnya memang cuek dan dingin, seperti pertama aku kenal dengannya di twitter.

Tak lama dia muncul, aku sedikit tak percaya, dia beda dengan apa yang aku lihat di fotonya, orangnya lebih mungil dari yang aku kira, berkacamata, dan bibirnya merah tapi tanpa lipstick katanya, mungkin habis makan bakso pedas.

Aku ingat pakaian yang dia gunakan saat itu, kalau ingatan ku masih bagus, ia menggunakan jaket hitam, dan baju jaring-jaring coklat dengan dalaman hitam, tapi bukan pakaian dalam, serta celana coklat, dan setelah aku tahu ternyata dia memang suka warna coklat, tapi tidak suka coklat. Aneh, tapi aku suka pada pandangan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

Aku menawarkan makan atau minum, dia hanya minta minum, yang dingin katanya. Karena sabtu itu memang panas meski sudah pukul 4. Sambil minum, kita saling bertanya pertanyaan dasar dalam perkenalan, selain nama tentunya. Aku ingat dia bertanya aku kelahiran tahun berapa, yang kujawab asal "1997". Dia kaget, mungkin dia merasa bahwa ada ABG 17 tahun mengajaknya kencan, yang mana dia kelahiran tahun 1989. Anehnya dia percaya, padahal mukaku jelas kelihatan tua. Aku bilang aku bercanda, tapi sepertinya dia benar-benar percaya sebelumnya.

"Kan perkenalan pertama, biasanya jujur, ternyata aku dibohongi" ... Begitu katanya ....


Lalu kita pindah suasana, ke ruang tunggu bioskop di bilangan Jakarta Pusat. Membeli tiket, dan duduk sambil menunggu pintu teater dibuka.


Itu adalah potongan tiket bioskop, film pertama yang kita tonton berdua. Pertemuan pertama, perkenalan pertama dirayakan dengan menonton film bunuh-bunuhan dengan darah di mana-mana. 

Aku senang, karena dia sering kaget dan takut melihat adegan sadis, dan saat itu terjadi, dia sering memegang tanganku. Aku sudah lama tak bersentuhan secara langsung dengan perempuan. Rasanya menyenangkan ternyata, tidak berubah.

Selesai menonton, kita pergi makan, ya rundown standar orang berkencan. 

Sekitar pukul 11 malam, aku antar dia pulang ke kost-nya. Dia senyum lalu masuk ke dalam. Aku pakai helm, memasang earphone, menyalakan mesin, dan aku pun pulang, dengan senyum sepanjang jalan. Untung gigiku tidak kering karena aku pakai slayer, tidak kena angin langsung.

Sampai rumah, ada sebuah pemberitahuan di handphone ku. Ya, ucapan terima kasih dari dia. Kita saling berbalas pesan, lalu aku tidur, aku lupa sambil senyum atau tidak. Yang jelas, hari itu aku merasakan apa yang sudah lama tak aku rasakan. 


Ada pertemuan pertama, dan seperti keinginanku, harus ada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya.
Aku sering mengajaknya pergi ketika aku libur bekerja, yah liburku jadi lebih berwarna, sebelum bertemu dengannya, libur atau tidak bagiku sama saja, aku tetap sendirian.

Sejauh itu aku senang pergi dengannya, dan menurutku dia juga, aku sotoy saja mengambil kesimpulan sendiri, karena setiap pergi berdua, dia tak menolak aku rangkul. Aku juga sebenarnya tidak sadar merangkul awalnya, tapi ketika aku sadar malah keterusan. Tak apa, dia tidak marah.

Aku merasa senang tiap bertemu dengannya, aku sering menunggu kapan aku libur kerja, di mana sebelumnya aku tak suka hari libur karena membosankan. Lebih baik bekerja, dapat uang daripada diam di rumah saja. 

Aku dan dia sering menonton film, aku hitung di rumah ada 4 tiket film yang pernah aku tonton sama dia, dalam kurun waktu kenal selama sebulan. Karena yang aku tahu dia suka nonton film, dan aku juga suka, sekaligus aku bingung mau ke mana. Sudah lama tidak berkencan, maklum.

Tanggal 26 April 2014 aku mengajaknya ke sebuah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki. Ya, itu kali pertama dalam hidupku, mengajak seorang perempuan yang baru aku kenal ke dalam lingkunganku, sebelumnya belum pernah karena aku malas. Tapi, aku merasa sepertinya dia orang yang tepat untuk aku ajak mengenal duniaku.

Ya, sampai di sana teman-temanku mulai teriak-teriak ribut ketika tahu aku datang dengan seorang perempuan. Mungkin karena selama ini aku selalu datang sendiri, tapi tidak untuk kali ini.


Ini aku dan dia, di acara tersebut. Di foto oleh seorang teman, yang sebenarnya bukan aku yang minta.
Tapi lumayan, aku suka foto ini.

Aku senang pada tanggal itu, karena saat perjalanan pulang, aku dipeluknya. Ah dipeluk itu menyenangkan ya, sekaligus menenangkan.

Setelah hari itu kita masih bertemu, hingga tanggal 30 April 2014. Itu hari terakhir aku bertemu dengannya, lalu dia mulai sulit diajak bertemu. Entah kenapa aku juga tidak tahu, aku merasa dia berubah. Beda dengan dia yang aku kenal pertama. Ya wajar saja, karena setiap orang memang berubah.

Aku merasakan apa yang sering disebut-sebut anak muda yang gelisah karena cinta, ya! Galau!
Kata itu muncul lagi dalam kehidupanku, setelah sekian lama aku berusaha menjauh karena kisah yang lalu, setelah aku rasa berhasil, ternyata dia muncul lagi.

Aku pernah, pukul 3 subuh berkunjung ke rumah seorang teman hanya karena aku tidak bisa tidur, gelisah, dan karena dia tahu masalahku, akhirnya aku bercerita padanya.

"Segera katakan, biar dia tahu bahwa kau suka padanya, sisanya urusan nanti, yang penting dia tahu isi hatimu" kira-kira seperti itulah katanya.


Ketika sikapnya seperti itu, aku di sarankan seorang teman lain untuk mengiriminya bunga. 
"Perempuan mana yang tidak suka bunga?". Benar juga sih pikirku, biarpun sedikit tomboy, perempuan tetaplah perempuan. 

Hari itu tanggal 11 Mei 2014, aku pergi ke tukang bunga untuk mengambil bunga yang sudah aku pesan sehari sebelumnya. Seumur hidupku, baru kali ini aku membelikan bunga untuk seorang perempuan, dan aku bingung harus beli yang mana, dibagaimanakan, lalu akan seperti apa. Tapi akhirnya aku berhasil membawa bunga itu ke tempatnya, meskipun orangnya tidak ada. Terpaksa aku titip ke pak satpam kost-nya.

Malamnya, dia bilang dia sudah terima bunga beserta es krim yang aku kasih, dia suka bunganya, dan juga es krimnya. Ternyata benar, perempuan memang suka bunga. Lalu aku mengajaknya untuk bertemu setelah cukup lama tak melihat wajahnya.


Tanggal 16 Mei 2014, aku akhirnya tiba di depan kost-nya. Sudah 2 minggu tidak kemari, ternyata tidak ada yang berubah. Dia muncul, lalu naik motorku dan kita pergi.

Aku mengajaknya menonton film, lagi. Lalu makan es krim, dan aku sudah berniat bahwa aku harus bilang tentang perasaanku padanya, hari ini, atau aku tidak tahu kapan lagi.

Sambil makan es krim, aku tanya apa dia sudah punya pacar. Karena selama aku pergi dengannya, aku tidak tahu apakah dia sudah punya pacar, dan aku tidak pernah menanyakannya.

Dia bilang belum, lalu aku tanya apa mau jadi pacarku?

Dia keselek.

Ini betulan, dia batuk-batuk.

Dia bingung, katanya kenapa aku ngomong begitu.

Ya aku bilang saja aku memang ingin bilang sudah lama, tapi baru ketemu sekarang.

Aku tanya lagi, apa dia mau.

Dia bilang bingung.

Yaudah, aku ajak pulang saja, soalnya sudah jam 10. Mall sudah mau tutup.

Di perjalanan pulang, kita tidak banyak bicara, aku bawa motor, dia diam saja, biasanya meluk tapi itu tidak. Jangan-jangan aku akan ditolak, aku pasrah saja toh aku tidak bisa memaksa perasaan seseorang. Aku tahu itu, karena aku pernah mencoba tapi ternyata memang tidak bisa.

Sampai kost-nya, dia turun, aku mengambil helm yang dia pakai. Aku suruh dia masuk, sudah malam. Dia mau masuk, tapi aku panggil lagi.

"Kamu masih bingung?"

"Enggak"

"Lalu? Mau?"

"Mau" kata dia, sambil mengangguk dan senyum

"Bener?" aku memastikan, takut salah dengar.

Dia mengangguk lagi, dan aku mengajaknya salaman.
Aku juga bingung kenapa salaman. Di film-film biasanya pelukan, kenapa aku salaman? 

Lalu aku pulang, kembali dengan senyum-senyum sepanjang perjalanan. Aku punya pacar! yeay!

Aku senang, besoknya hari sabtu dan masih senang, minggunya juga masih senang, dan hari senin mulai menjadi hari yang berat buatku. 

Hari senin dia menghilang, tak ada pesanku yang dibalas, teleponku tak diangkat, aku kira dia sibuk, sampai hari ke 5 dia tak ada kabar, aku datang ke kost-nya dan ternyata dia tak ada. Seminggu tanpa kabar, aku nekat bertanya ke adiknya. Hari itu hari sabtu, dan aku tahu dia ternyata sedang ada acara dari grup paduan suaranya, yang aku ingat dia pernah cerita akan hal itu tapi aku tak tahu tanggal berapa dia pergi.

Mungkin dia sibuk, aku berusaha berpikiran positif. Dia memberi kabar setelah seminggu "maaf ya hehehe"
Hanya segitu, setelah seminggu hilang dan aku uring-uringan di rumah. 

Aku kira setelah itu keadaan akan membaik, tapi ternyata tidak. Dia kembali tidak ada kabar, aku masih berpikiran positif bahwa dia sibuk.

Pernah ketika aku mengiriminya pesan, saat itu dia sedang ada acara bersama paduan suaranya. Tapi yang balas bukan dia, entah siapa, tapi dari gaya bahasanya aku tahu itu laki-laki. 

Jumat 30 Mei 2014 dia sudah pulang dari acara itu, tapi pesanku tak kunjung dibalas, hari sabtu aku kembali mengiriminya pesan, tidak di balas. Hari minggu, dibalas, lalu aku balas, dia balas lagi, aku balas lagi, lalu tak di balas. Hingga hari di mana aku mengetik ini. Masih tak ada kabar.

Ya, aku punya pacar, walaupun seperti itu hubungan kami. Lucu ya? aku juga terkadang ingin tertawa, kenapa bisa begitu. Belum pernah bertemu setelah menyandang status berpacaran, tapi sudah hilang-hilangan begini.

Sebenarnya sih sedih, kenapa harus begini. Aku tidak berbuat salah kepadanya, baik-baik saja setelah aku mengatakan perasaanku. Tapi pesanku tak pernah dibalas, teleponku juga tak pernah diangkat.

Ah iya, mungkin dia sedang sibuk. Terakhir aku dengar dia sedang tidak enak badan, jadi sedikit sensi. Mungkin itu alasan kenapa pesan ku kemarin-kemarin tak di balas. 

Tanggal 1 Juni dia minta maaf bahwa dia sedang sensi, karena kemarin dia sempat tak enak badan. Mungkin karena lelah habis acara. Yang kudengar memang acaranya padat. Semoga lekas sehat, agar tak sensi lagi.


Dan sekarang aku sedang tak bisa tidur, menunggu balasan pesan dari dia, semoga ini hanya awalnya saja, dan nanti akan menjadi lebih baik. Selamat malam :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar